Senin, 08 September 2014

HASIL RAPAT KOORDINASI NASIONAL II PGRI AGUSTUS 2014

RAPAT KOORDINASI NASIONAL II PGRI

Pada tanggal 29-31 Agustus 2014 yang lalu diselenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II PGRI di Gedung Guru Jakarta. Peserta Rakornas terdiri dari Pengurus PB PGRI dan Pimpinan Provinsi PGRI dari seluruh Indonesia. Beberapa agenda penting Rakorna II ini, diantaranya pembahasan sikap politik PB PGRI pasca Pilpres, isu-isu aktual, implementasi kurikulum 2013, persiapan HUT ke-69 PGRI, HGN dan hari guru internasional, pokok-pokok pikiran PGRI untuk pemerintahan baru, dan masa depan Perguruan Tinggi-LPTK Swasta.
Dalam sambutan pembukaan Ketua Umum PB PGRI Dr. Sulistyo, M.Pd. mengemukakan: kita bersyukur PGRI telah bersikap tepat dalam Pilpres. Tidak ada perpecahan dalam jajaran PGRI dan guru berkaitan dengan Pilpres. Jika ada gesekan, itu harus dimaknai sebuah dinamika demokrasi dalam politik. Adapun sikap politik PGRI sudah jelas sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar PGRI, bahwa PGRI adalah non politik praktis yang maknanya sudah diputuskan dalam Konkernas III PGRI di Gorontalo tahun 2011.
 

Beberapa keputusan penting Rakornas II
A. Sikap Politik PGRI Pasca Pilpres.
1) Siapapun Presiden terpilih, itu adalah Presiden RI yang akan datang.
2) PGRI berharap Presiden yang baru mempunyai keberpihakan pada pendidikan dan guru.
3) Agar Presiden baru menunjuk menteri pendidikan dan kebudayaan yang tepat yang memahami pendidikan dan berpihak kepada guru dan PGRI.
4) PGRI adalah mitra kritis strategis pemerintah, bukan oposisi.
5) Aspirasi Kongres XXI, Konkernas, Rakornas dan Rakorpimnas mengharapkan agar menteri pendidikan dan kebudayaan dari PGRI.
B. Isu-isu Aktual
1. Revolusi mental
1) Secara empirik, sejarah kemajuan bangsa-bangsa di dunia sering diawali oleh revolusi mental yang terekpresi sebagai revolusi ilmu pengetahuan, revolusi pemikiran atau revolusi kebudayaan.
2) Revolusi mental dimulai dari modernisasi pikiran.
3) Membangun jiwa merdeka dengan menghapus fantasi keterjajahan melalui kekuatan berpikir, kemudian rasa memiliki dan tanggung jawab.
4) Menanggalkan mental feodal.
5) Mengubah cara pandang terhadap kerja. Kinerja harus jadi sebuah sistem nilai yang dianut oleh setiap anggota komunitas. Manusia hadir di dunia untuk mengubah lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan dan martabat dirinya, maka manusia harus bekerja dan mencipta.
6) Letak muruah dan kemuliaan manusia adalah pada karya yang bermanfaat bagi kehidupan. Hanya dengan kerja keras dan pikiran yang waras kedaulatan dalam politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian dalam sosial budaya akan terwujud.
7) Reorientasi pemikiran agama. Keberagamaan seyogyanya memberi dorongan dan arah bagi perilaku produktif yang memudahkan dan memuliakan kehidupan serta kemanusiaan.
8) Kenyataannya, agama sering sekali dipahami terbatas perkara eskatologis dan transenden yang melahirkan sikap setengah hati terhadap keduniawian, fatalisme dan mengutamakan ritual.
9) Pemahaman tidak proposional terhadap substansi dan fungsi agama menjadikan agama sebagai sumber kecemasan, konflik, ancaman terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
 
2. Masalah dan pendidikan nasional.
PB PGRI bersama Group Kompas sedang menyelesaikan buku putih yang berisikan
pokok-pokok pikiran PGRI untuk menyelesaikan masalah pendidikan dan guru,
selanjutnya bagaimana membangun pendidikan untuk transformasi bangsa. Buku tersebut
akan diserahkan kepada pemerintahan baru sebagai masukan dari PGRI.
 
3. Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013.
1) PGRI mengusulkan agar pergantian kurikulum dipersiapkan dengan sungguhsungguh.
Harus ada penelitian atas kurikulum sebelumnya, dasar pertimbangan dan
kajian yang memadai.
2) Untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, pemerintah harus melakukan persiapan
yang optimal menyangkut dokumen kurikulum, pelatihan guru, kepala sekolah dan
pengawas, buku dan buku siswa.
3) Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh PGRI, masih banyak masalah dalam
pelaksanaan kurikulum 2013.
a. Belum semua guru sasaran dilatih
b. Belum semua kepala sekolah dan pengawas dilatih
c. Pada umumnya guru belum mempunyai kemampuan memadai melaksanakan
kurikulum 2013, walaupun sudah mengikuti pelatihan
d. Belum ada guru pendamping
e. Guru perlu memperoleh penjelasan khusus tentang sistem evaluasi kurikulum
2013.
f. Struktur mata pelajaran berubah, kondisi guru masih tetap, akibatnya banyak yang
kesulitan mencapai 24 jam, tetapi ada juga yang lebih 24 jam.
g. Guru SD kelas I setelah dikurangi Mapel PAI dan PJOK hanya 22 jam tatap muka,
belum mencapai 24, jadi memerlukan aturan khusus.
h. Instrumen dalam Dapodik belum mengakomodasi struktur kurikulum 2013.
i. Banyak guru SMK yang berat mencapai KD dan jumlah jamnya tidak cukup untuk
mencapai KD tersebut.
j. Mapel PJOK cukup banyak sehingga PBM-nya sampai siang.
k. Buku belum sampai ke sekolah, masih ada yang dalam tahap kontrak.
l. Dana transfer dari pusat banyak yang tidak cukup, sedangkan dana pendamping
dari BOS yang 5% banyak yang sudah dipergunakan.
4. Persiapan HUT ke-69 PGRI, Hari Guru Nasional dan Hari Guru Internasional.
Kegiatannya dimulai dari 5 Oktober yang bertepatan dengan Hari Guru Internasional. Ada
lomba (kontes foto proses pembelajaran) yang diselenggarakan oleh Education
International yang dapat diikuti oleh pengurus atau anggota PGRI sebagai bagian dari
Kampanye Pendidikan Bermutu untuk Semua. Selain itu, pengurus PGRI dan perguruan
tinggi PGRI dapat mengembangkan kegiatan HUT ke-69 PGRI dan HGN di daerah
masing-masing.
Puncak acara dilaksanakan di Jakarta dengan menghadirkan Presiden baru dan menteri
baru. (Sekdep Kominfo PB PGRI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar